cover
Contact Name
I Made Oka Riawan
Contact Email
made.oka@undiksha.ac.id
Phone
+62362-23884
Journal Mail Official
jurdikbiologiundiksha@gmail.com
Editorial Address
Jalan Udayana, Kampus Tengah Undiksha, FMIPA. Singaraja-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha
Jurnal Pendidikan Biologi adalah adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal ini bertujuan untuk mewadahi artikel-artikel hasil penelitian dan hasil pengabdian masyarakat dibidang pendidikan dan pembelajaran. Pada akhirnya Jurnal ini dapat memberikan deskripsi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan bagi masyarakat akademik.
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2014)" : 19 Documents clear
TINGKAH LAKU MEMELIHARA ANAK (EPIMELETIC BEHAVIOR) BURUNG KUNTUL (Bubulcus ibis) DI DESA PETULU, UBUD, BALI I Wayan Jaya Antara .; Drs.I Ketut Artawan,M.Si .; Gede Ari Yudasmara, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3170

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku memelihara anak (epimeletic behavior) burung kuntul (Bubulcus ibis). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratoris karena sifat dari penelitian ini mendalami fakta atau informasi dari lapangan tanpa manipulasi dimana hasilnya dipaparkan secara objektif melalui uraian atau narasi secara tertulis. Data tentang tingkah laku memelihara anak burung kuntul diperoleh melalui observasi menggunakan lembar observasi dan direkam menggunakan handycam. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif tanpa perhitungan statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkah laku memelihara anak burung kuntul dilakukan sejak anakan berumur 2 hari sampai berumur 49 hari (sampai terbang). Tingkah laku memelihara anak burung kuntul sama seperti pada saat pengeraman yaitu dilakukan secara bergantian antara kedua induk. Induk yang bertugas memelihara anak burung kuntul telah menyediakan cadangan makanan yang disimpan dalam tembolok sebagai pasokan makanan untuk anaknya. Pemberian makan mengikuti perubahan dimana induk burung meletakkan makanan didalam sarang dan membiarkan anaknya mematuk sendiri makanan tersebut. Hubungan antara induk dan anak sudah putus sama sekali pada saat anak burung berumur 49 hari (sampai terbang). Anak burung sudah dapat terbang dan mencari makan sendiri. Aktivitas lain yang dilakukan burung kuntul untuk mendukung tingkah laku memelihara anak yaitu aktivitas bertengger, dan berkicau. Kata Kunci : tingkah laku memelihara anak; burung kuntul; desa petulu The purpose of this research is to know about the epimeletic behavior on kuntul bird (Bubulcus ibis). The kind of this research is descriptive exploratory research because the characteristics of this study are to explore the fact or information from the field without any manipulation and the result is presented objectively through explanation or written narration. The data about epimeletic behavior on kuntul bird was find out through observation using observation sheet and was recorded using handycam. The finding data in this research was analyze by qualitative descriptive without statistical calculations. The result of this research about epimeletic behavior on kuntul bird conducted since a 2 day until 49 day (up to fly). Epimeletic behavior on kuntul bird same as when incubation is done alternately between the parents. Parent will be charge the epimeletic behavior on chick have been providing food reserves stored in cache as the supply of food for their chick. The way of feeding food is also change in parent put the food in nest and let them alone to peck their food. The relationship between parent and chick has broken up at all during the 49 day (up to fly). The chick is able to fly and feed themselves. Other activities conducted kuntul bird in support of maintaining the epimeletic behavior that the activity of perch, and chirping.keyword : epimeletic behavior; kuntul bird; petulu village
PENGARUH JARAK PEMINDAHAN TERHADAP KEBERHASILAN KEMBALI PULANG (HOMING) KODOK BUDUK (Bufo melanostictus) Ni Wayan Mery Wintari .; Drs.I Ketut Artawan,M.Si .; Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3171

Abstract

Amphibi seringkali meninggalkan rumahnya menuju habitat berbeda dengan jarak yang cukup jauh untuk bereproduksi atau berburu mangsa. Setelah meninggalkan rumah, dalam kenyataannya mereka memerlukan mekanisme yang menuntun untuk mengetahui jalan pulang (homing). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keberhasilan kembali pulang (homing) kodok Buduk (Bufo melanostictus) setelah percobaan translokasi, (2) menghitung besarnya persentase keberhasilan homing kodok Buduk sampai jarak pemindahan terjauh, dan (3) menghitung kecepatan rata-rata homing kodok Buduk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen lapangan dengan rancangan pra eksperimen one shot case study. Tujuh sampel kodok Buduk diambil masing-masing dari tiga lokasi penelitian; Desa Sambangan, Kelurahan Banyuning, dan Kelurahan Sukasada, Kabupaten Buleleng, kemudian dipindahkan bertahap dari jarak 30 meter sampai 180 meter dengan interval 30 meter. Jumlah kodok Buduk yang dipindahkan pada masing-masing jarak setelah pemindahan 30 meter bergantung pada jumlah kodok Buduk yang berhasil pulang pada jarak sebelumnya. Penelitian dilaksanakan dari 1 Februari-3 Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kodok Buduk (Bufo melanostictus) di Desa Sambangan, Kelurahan Banyuning, dan Kelurahan Sukasada memiliki tingkat keberhasilan kembali pulang (homing) yang rendah, hanya 3 ekor kodok Buduk yang berhasil homing sampai jarak pemindahan 180 meter, (2) persentase keberhasilan homing kodok Buduk sampai jarak pemindahan terjauh (180 meter) adalah sebesar 14,28%, dan (3) kecepatan rata-rata homing kodok Buduk yang diperoleh adalah 5,5 m/jam. Kata Kunci : Kodok Buduk, translokasi, pulang Amphibian usually leave their home site and go to a new habitat in long distance for some activities like reproduction or predation. In fact, they need a mechanism to go back home after that. This research aimed to know (1) the successful homing of Buduk toad (Bufo melanostictus) after translocation experiment, (2) count successful homing percentage of Buduk toad in furthermost translocation distance, and (3) count the average speed of homing of Buduk toad. This research is field experiment with pra experiment design, one shot case study. Seven Buduk toads as sample were taken from each place; Desa Sambangan, Kelurahan Banyuning, and Kelurahan Sukasada Kabupaten Buleleng. They were moved step by step from 30 meters to 180 meters away from their home site, within 30 meters interval. The amount of Buduk toad that moved in each distance after 30 meters translocation distance depend on the successful homing amount in previous distance. This research was conducted from February 1st to March 3rd, 2014. The results show that (1) Buduk toads in Desa Sambangan, Kelurahan Banyuning, and Kelurahan Sukasada have low level of successful homing, overall only 3 toads are success to homing , (2) the successful homing percentage of Buduk toad in furthermost translocation distance (180 meters) is 14,28%, and (3) the average speed of homing of Buduk toad is 5,5 meters/hour. keyword : Buduk toad, translocation, homing
ANALISIS KLUSTER DAN ORDINASI VEGETASI HUTAN ADAT DI DESA TIGAWASA KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BUELENG Ni Putu Mawar Larassatiningtias .; Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si .; Drs.I Nengah Sumardika,M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3172

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pola kluster vegetasi hutan Pememan di Desa Adat Tigawasa, (2) pola ordinasi vegetasi hutan Pememan di Desa Adat Tigawasa. Jenis penelitian ini adalah eksploratif dan deskriptif. Populasi penelitian adalah semua spesies tumbuhan yang hidup di seluruh area hutan Pememan Desa Adat Tigawasa. Sampel penelitian adalah seluruh spesies berupa pohon yang terkaver oleh kuadrat ukuran 10 x 10 m sepanjang 600 m. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode kuadrat dengan teknik sistematik sampling. Data dianalisis secara statistik ekologi. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) pola kluster vegetasi hutan Pememan Desa Adat Tigawasa, adalah pola dendrogram diskontinu. Bentuk dendrogram ini membagi unit-unit sampling menjadi dua kluster yang masing-masing kluster terdiri atas beberapa subkluster, (2) pola geometrik ordinasi vegetasi hutan Pememan Desa Adat Tigawasa adalah pola geometrik diskontinu. Pola geometrik ordinasi ini juga membagi unit-unit sampling menjadi dua kelompok geometrik. Bila antara pola kluster digabung dengan pola ordinasi maka memunculkan kelompok unit sampling kontinu dan diskontinu.Kata Kunci : kluster, dendrogram, ordinasi, vegetasi, hutan adat tigawasa The aims of this research are to know (1) the pattern of cluster Pememan forest vegetation of Tigawasa traditional village, (2) the pattern of ordination Pememan forest vegetation of Tigawasa traditional village. The population of this research was all the species of plants that live in the entire Pememan forest area Tigawasa traditional Village. The samples of this research entire species of trees that saplings covered by the square width the size 10 x 10 m along the 600 m. The method used of this research for the take of sample is quadrate method with systematic sampling technical. The data analysis by ecology statistical. The result of this research are (1) the cluster pattern of Pememan forest vegetation Tigawasa traditional village is dendrograme pattern discontinue. The form this dendrograme dividing the sample units to two cluster, each cluster consisting of several sub cluster, (2) the geometric pattern of ordination Pememan forest vegetation Tigawasa traditional village is the discontinue geometric pattern. The geometric ordination pattern dividing of sampling units to two big geometric groups. If between of cluster pattern combination with ordination pattern then appearing of continue and discontinue sampling unit groups.keyword : cluster, dendrograme, ordination, vegetation, tigawasa traditional forest.
STUDI KOMPARATIF KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN FITOPLANKTON PADA EKOSISTEM LAMUN, TERUMBU KARANG, MANGROVE DI KAWASAN TNBB Putu Bintang Orissa .; Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si .; Gede Ari Yudasmara, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3173

Abstract

Hingga saat ini belum ada penelitian yang membandingkan perbedaan keanekaragaman dan kemelimpahan fitoplankton pada ekosistem padang lamun, terumbu karang dan mangrove di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui komposisi, indeks keanekaragaman, kemelimpahan relatif, tingkat perbedaan keanekaragaman dan kemelimpahan fitoplankton yang hidup pada ketiga ekosistem tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan eksploratif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh fitoplankton pada ekosistem padang lamun, terumbu karang dan mangrove. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah fitoplankton yang berhasil ditangkap pada sejumlah titik pengambilan sampel. Analisis data menggunakan statistik ekologi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Fitoplankton yang teridentifikasi pada ekosistem lamun sebanyak 24 jenis, ekosistem terumbu karang 32 jenis dan ekosistem mangrove 20 jenis; (2) Indeks keanekaragaman fitoplankton pada ekosistem terumbu karang tergolong tinggi sedangkan ekosistem lamun dan mangrove sedang; (3) Kemelimpahan relatif tertinggi pada ekosistem lamun adalah spesies Guinardia blavyana, ekosistem terumbu karang adalah Cocconeis scutelum dan ekosistem mangrove adalah Triceratium alternans; (4) terdapat perbedaan keanekaragaman fitoplankton antara ketiga ekosistem; (5) Terdapat perbedaan kemelimpahan fitoplankton antara ketiga ekosistem.Kata Kunci : fitoplankton, keanekaragaman, kemelimpahan Until this time there is no research that compares phytoplankton diversity and abundance between sea grass, coral reef and mangrove ecosystems in Bali Barat National Park. The research purposes are to know the phytoplankton composition, diversity index, relative abundance, comparison of diversity and abundance on three ecosystems. This research categorized as descriptive and explorative. The research population is all of phytoplankton on those three ecosystems, while the research sample is captured phytoplankton in some point. Data analyze using ecologyc statistic. The results are: (1) the amount of phytoplankton that identified on sea grass ecosystem are 24 species, on coral reef are 32 species, and on mangrove are 20 species; (2) phytoplankton diversity index on coral reef ecosystem included into high level, but on sea grass and mangrove ecosystem are moderate; (3) higher relative abundance on sea grass ecosystem is Guinardia blavyana, on coral reef ecosystem is Cocconeis scutelum and mangrove is Triceratium alternans; (4) phytoplankton diversity between three ecosystems are different; (5) phytoplankton abundance between three ecosystems are different.keyword : phytoplankton, diversity, abundance
KOMPOSISI, KARAKTERISTIK, STRATIFIKASI, DAN KLASIFIKASI TABULER SPESIES TUMBUHAN DI SEPANJANG KAWASAN WISATA PANTAI LOVINA Ni Putu Sri Dewi Tyoasti .; Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si .; Drs.I Nengah Sumardika,M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3257

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) komposisi spesies tumbuhan yang ada di sepanjang kawasan wisata pantai Lovina, (2) karakteristik spesies tumbuhan yang ada di sepanjang kawasan wisata pantai Lovina, (3) stratifikasi spesies tumbuhan yang ada di sepanjang kawasan wisata pantai Lovina, (4) klasifikasi tabuler vegetasi di sepanjang kawasan wisata pantai Lovina. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh spesies tumbuhan yang ada di sepanjang kawasan wisata pantai Lovina, meliputi Desa Tukadmungga, Desa Kalibukbuk, dan Desa Kaliasem. Sampel penelitian ini adalah spesies tumbuhan yang ada pada 3 Zona di sepanjang kawasan wisata pantai Lovina yang terkaver oleh kuadrat dengan ukuran 25 x 4 m dengan jumlah kuadrat pada setiap zona atau lokasi penelitian adalah 15 kuadrat. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode kuadrat dan line transect dengan teknik sistematik sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) komposisi spesies pada Zona I terdiri atas 9 spesies, Zona II terdiri atas 7 spesies, Zona III terdiri atas 15 spesies dengan jumlah total spesies pada ketiga Zona sebanyak 18 spesies. (2) Karakteristik spesies pada ketiga Zona adalah Hibiscus tiliaceus, Pongamia pinnata, Cocos nucifera, Ipomoea pes-caprae, dan Terminalia catapa. (3) stratifikasi tumbuhan pada ketiga zona sebagian besar terdiri atas satu strata. (4) dalam klasifikasi tabuler, spesies tumbuhannya terdiri dari dua unit.Kata Kunci : Komposisi, Karakteristik Spesies, Stratifikasi, Klasifikasi Tabuler The aim of this research were to know (1) the composition of the vegetation species which are along in the coast of Lovina Tourism object, (2) the characteristic of vegetation species which are along in the coast of Lovina tourism object, (3) the stratification of the vegetation species which are along in the coast of Lovina tourism object, and (4) the classification of tabular vegetation which are along in the coast of Lovina tourism object. The kind of this research is explorative research. The population of this research was all the vegetation species which are along in the coast of Lovina tourism object, included Tukadmungga village, Kalibukbuk village, and Kaliasem village. The samples of this research were the botanical species in the three zones along in the area of Lovina beach that were measured by plot with the size was 25 x 4 meters and the total plots in every zone or location of the research were 15 plots. The metods used in the collecting the data was quadrate methods and line transect with systematic technique sampling. The result of this research showed that (1) the composition of the species in Zone I consisted of 9 species, 7 species in Zone II, and 15 species in Zone III with the number of the species in those Zones were 18 species, (2) the characteristics of the species in the three Zones were Hibiscus tiliaceus, Pongamia pinnata, Cocos nucifera, Ipomoea pes-caprae, and Terminalia catapa, (3) the stratification of the vegetation in the three Zones almost consisted of one the stratums, (4) in the tabular classification, the vegetation species consisted of two units.keyword : Composition, Characteristic, Stratification, Tabular Classification
ANALISIS KEMAMPUAN INULINOLITIK ISOLAT JAMUR ENDOFIT DARI UMBI TANAMAN BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.) DALAM MEDIA SELEKTIF INULIN Cokorda Istri Ayu Setyawati .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .; Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3258

Abstract

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan indeks inulinolitik yang terbentuk sebagai hasil dari hidrolisis inulin oleh isolat jamur endofit dari umbi tanaman bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) dalam media selektif inulin, (2) karakteristik morfologi, dan 3) genus isolat jamur endofit inulinolitik. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan isolat jamur endofit dari umbi tanaman bengkuang sedangkan sampelnya adalah isolat jamur endofit yang akan diuji kemampuan inulinolitik yang ditentukan dengan acak (random). Isolasi jamur endofit menggunakan metode tempel permukaan. Uji kemampuan jamur endofit inulinolitik dilakukan dengan mengaliri media selektif dengan larutan lugol’s iodine selama 5 menit. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan karakteristik morfologi jamur endofit yang ditumbuhkan pada Potato Dextrose Agar. Analisis data menggunakan uji Kruskall Wallis dan Uji Mann-Whitney sebagai uji Post Hoc. Hasil yang diperoleh: 1) tiga isolat memiliki indeks inulinolitik yang berbeda signifikan secara statistik pada taraf signifikansi 0,05 sedangkan satu isolat tidak memiliki indeks inulinolitik, 2) ketiga isolat memiliki karakter morfologi yang bervariasi, dan 3) isolat jamur endofit inulinolitik berasal dari genus Aspergillus dan Cladosporium.Kata Kunci : Jamur endofit, bengkuang, indeks inulinolitik, media selektif This experimental research aimed to know (1) the difference of inulinolytic index as the result of inulin hydrolysis by endophytic fungal isolates from yam tuber (Pachyrhizus erosus L.) inulin selective media, (2) the characteristic morphology of isolates and 3) the genus of isolates those are able to hydrolysis inulin. The population of this research were all of endophytic fungi isolates from yam tuber while its sample was endophytic fungi isolates which its inulinolitic ability was tested that was determinded by random technic. Isolation of endophytic fungi uses patch surface method. Tested the inulinolytic ability by endophytic fungi was done with the media floated lugol’s iodine solution for 5 minutes. Identification was done based on morphological characterization on Potato Dextrose Agar. Data analyze was tested by Kruskall Wallis and Mann-Whitney as a Post Hoc test. Results showed that: 1) there were three isolates had statistically significant difference of index inulinolytic at the level of significance 0,05, while one isolate did not have an inulinolytic index 2) All of them had variation in their morphology characteristic and 3) Inulinolytic isotes belong to the genera of Aspergillus and Cladosporium.keyword : Endophytic fungi, yam bean, inulinolytic index, selective media
PENGARUH KONSENTRASI SPORA Trichoderma harzianum TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR PATOGEN YANG DIISOLASI DARI BATANG TANAMAN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) Made List Metriani .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .; Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3259

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan diameter pertumbuhan jamur patogen yang diisolasi dari batang tanaman jeruk keprok akibat penambahan spora Trichoderma harzianum dengan konsentrasi yang berbeda; (2) konsentrasi spora Trichoderma harzianum yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen yang diisolasi dari batang tanaman jeruk keprok; dan (3) genus jamur patogen yang menyerang batang tanaman jeruk keprok (Citrus reticulata) yang diisolasi dari kawasan kebun jeruk di desa Sukawana, kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yakni konsentrasi spora Trichoderma harzianum 107, 108 dan 109 spora/ml dan 8 kali ulangan serta satu kontrol untuk masing-masing pengulangan. Populasi dalam penelitian ini berupa spora jamur patogen yang langsung diisolasi dari batang tanaman jeruk keprok bergejala sakit, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah spora jamur patogen yang telah diencerkan dalam 10 ml aquades. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa isolasi, direct plating dan dual culture. Data utama dianalisis dengan uji parametrik ANAVA satu arah, sedangkan data penunjang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) terdapat perbedaan diameter pertumbuhan Phytophtora sp. akibat pemberian spora Trichoderma harzianum dengan konsentrasi yang berbeda (F hitung > F Tabel); (2) perlakuan yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Phytophtora sp. adalah konsentrasi spora Trichoderma harzianum 109 spora/ml; dan (3) genus jamur patogen yang menyerang batang tanaman jeruk keprok yang diisolasi dari kawasan kebun jeruk di desa Sukawana, kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli adalah Phytophtora sp.Kata Kunci : Trichoderma harzianum, konsentrasi spora, diameter koloni, jamur patogen, batang jeruk keprok Phytophtora sp. This research was an experimental that aimed to determine (1) differences of diameter growth fungal pathogens that isolated from the stem of tengerine due to the addition spores of Trichoderma harzianum with different concentrations; (2) the concentration of spores of Trichoderma harzianum which the most effective in inhibiting the growth of pathogenic fungi isolated from the stem of tangerine; and (3) the genus of pathogenic fungi that attack stem of tangerine (Citrus reticulata) which was isolated from citrus field in the Sukawana village, Kintamani District, Bangli Regency. This reaserched using a completely randomized design (CRD) with 3 treatments refered to Trichoderma harzianum spore concentration of 107, 108 and 109 spores/ml with 8 replicates and one control for each repetition. The population in this research were pathogenetic fungi’s spores that isolatedd from illness stem of tengerine. The sampel of this reseach were delution of were pathogenetic fungi’s spores. This reseach used isolation, direct plating, and dual culture method. The main data was analyzed by one-way ANOVA parametric test and the supporting data analyzed by descriptive way. The result of this reseach showed that (1) there is a difference in diameter growth of Phytophtora sp. due to the addition of Trichoderma harzianum spores with different concentrations (F test > F tabel); (2) the most effective in inhibiting the growth of Phytophtora sp. is using Trichoderma harzianum spore concentration 109 spores/ml; and (3) the genus of pathogenic fungi which attack the stem of tengerine that is isolated from citrus field in the Sukawana village, Kintamani District, Bangli Regency is Phytophtora sp.keyword : Trichoderma harzianum, concentration of spores, diameter growth, pathogenic fungi, plant stem, Citrus reticulata, Phytophtora sp.
PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn.) DAN EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans Ni Kadek Pinawati .; Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd. .; Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3260

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan diameter zona hambatan pertumbuhan Streptococcus mutans akibat pemberian ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 30%, 45% dan 60%; (2) perbedaan diameter zona hambatan pertumbuhan Streptococcus mutans akibat pemberian ekstrak rimpang temulawak dengan konsentrasi 30%, 45% dan 60%); (3) adanya interaksi antara masing-masing jenis ekstrak dengan konsentrasi yang berbeda terhadap diameter zona hambatan pertumbuhan Streptococcus mutans. Populasi dalam penelitian ini adalah biakan murni Streptococcus mutans dengan sampel Streptococcus mutans yang diencerkan dengan aquades steril sebanyak 10 ml. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Teknik analisis data dengan Anova dua arah. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan diameter zona hambatan pertumbuhan Streptococcus mutans akibat pemberian ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 30%, 45% dan 60%. (2) terdapat perbedaan diameter zona hambatan pertumbuhan Streptococcus mutans akibat pemberian ekstrak rimpang temulawak dengan konsentrasi 30%, 45% dan 60%. (3) Tidak ada interaksi antara masing-masing jenis ekstrak dengan konsentrasi yang berbeda terhadap diameter zona hambatan pertumbuhan Streptococcus mutans. Kata Kunci : ekstrak daun sirih, ekstrak rimpang temulawak, Streptococcus mutans This study aims to (1) determine differences in growth inhibition zone diameter of Streptococcus mutans due to betel leaf extract with a concentration of 30%, 45% and 60%. (2) determine differences in growth inhibition zone diameter of Streptococcus mutans due to the ginger rhizome extract with a concentration of 30%, 45% and 60%). (3) determine the interaction between each type of extract with different concentrations of the growth inhibition zone diameter of Streptococcus mutans. The population in this study was a pure culture of Streptococcus mutans and Streptococcus mutans samples were diluted with 10 mL of sterile distilled water. Data collection methods used in this study is the observation method. Data analysis techniques with two-way ANOVA. The results are (1) there is a difference in diameter of inhibition zone due to the growth of Streptococcus mutans betel leaf extract with a concentration of 30%, 45% and 60%; (2) there is a difference in diameter of the zones of growth inhibition of Streptococcus mutans due to the ginger rhizome extract with a concentration of 30%, 45% and 60%; (3) There is no interaction between each type of extract with different concentrations of the growth inhibition zone diameter of Streptococcus mutans.keyword : betel leaf extract, ginger rhizome extract, Streptococcus mutans
PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH DAN PERBEDAAN PERIODE AFTERRIPENING TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI TOMAT (Solanum lycopersicum) Ni Luh Putu Ratih Widianingtias .; Drs.I Nengah Sumardika,M.Pd. .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3275

Abstract

Benih tomat (Solanum lycopersicum) dari buah yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Tingkat kematangan menentukan mutu suatu benih. Selain itu, beberapa biji tomat sebagai tanaman budidaya tetap dorman walaupun kondisinya menguntungkan. Perkecambahan tidak dapat berlangsung hingga tercapai masak lanjutan (afterripening). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) perbedaan jumlah perkecambahan biji tomat berdasarkan perbedaan tingkat kematangan buah, 2) perbedaan jumlah perkecambahan biji tomat berdasarkan periode afterripening, 3) hubungan antara tingkat kematangan buah dengan periode afterripening. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Percobaan menggunakan rancangan faktorial 4 x 5. Faktor pertama adalah perbedaan tingkat kematangan buah berdasarkan skala warna (green, turning, light red, dan red). Faktor kedua adalah periode afterripening ( 0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, dan 4 minggu). Populasi penelitian adalah biji yang diperoleh dari buah tomat varietas Fortuna 23 dari perkebunan Desa Batusesa, Baturiti, Tabanan. Sampel dipilih secara acak 150 biji untuk satu perlakuan dengan tiga kali ulangan. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan jumlah biji yang menghasilkan kecambah normal. Data dianalisis dengan uji Chi-square menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Jumlah perkecambahan terbanyak diperoleh dari biji tingkat kematangan light red dengan 532 kecambah. 2) Jumlah perkecambahan terbanyak diperoleh dari biji dengan periode afterripening 2 minggu dengan 436 kecambah. 3) Tomat matang light red dengan periode afterripening 2 minggu menghasilkan kecambah terbanyak yakni 131 kecambah. Kata Kunci : Biji Tomat, Tingkat Kematangan, Afterripening, Perkecambahan Tomato seeds ( Solanum lycopersicum) of harvested fruit before reaching stages of ripened physiological did not have high viability. Maturity stages determine the quality of seed. Besides, some tomato seed as conducting crop remain to dorman although get profit condition. Germination cannot take place till reached to afterripening. The aims of this research were to know 1) the difference of amount germination of tomato seed based to fruit maturity stages, 2) the difference of amount germination of tomato seed based to afterripening periods, 3) relation between fruit maturity stages with afterripening periods. This is a experimental research by using complete random design (CRD). This research use 4 x 5 factorial design. First factors were difference of fruit maturity stages by color stages (green, turning, red light, and red). Second factors were afterripening periods ( 0 week, 1 week, 2 weeks, 3 weeks, and 4 weeks). Research population was obtained seed of tomato of varietas Fortuna 23 from plantation of Desa Batusesa, Baturiti, Tabanan. Sample selected at random 150 seeds to one treatment with three replications. Data collecting based to seed that produce normal sprout. Data analysed with test of Chi-Square use SPSS 16.0 for windows. Result of this research indicate that 1) Seeds from light red fruit are produce highest value with 532 sprout 2) Seeds from 2 weeks afterripening periods produce highest value with 436 sprout 3) Red light matured tomato with 2 weeks afterripening periods produce highest value with 131 sprout.keyword : Tomato Seed, Maturity Stages, Afterripening, Germination
PENGARUH PENYIRAMAN AIR CUCIAN BERAS DAN PUPUK UREA DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PACAR AIR (Impatiens balsamina L.) Ni Wayan Yeti Ratnadi .; Drs.I Nengah Sumardika,M.Pd. .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3276

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh penyiraman air cucian beras dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman pacar air (Impatiens balsamina L), (2) pengaruh penyiraman pupuk urea dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman pacar air, dan (3) interaksi antara penyiraman air cucian beras dan pupuk urea dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman pacar air. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan desain penelitian faktorial 5 x 4 dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 20 perlakuan dan 3 kali ulangan. Populasi dari penelitian ini adalah tanaman pacar air sedangkan sampelnya adalah 60 tanaman pacar air yang diambil dengan menggunakan teknik random sederhana. Variabel bebas yaitu air cucian beras dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%, 100%, dan pupuk urea dengan konsentrasi 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm dan 15 ppm, sedangkan variabel terikatnya adalah pertumbuhan tanaman pacar air yang diukur dari berat kering tanaman. Analisis data terdiri dari uji normalitas (Kolmogorov Smirnov dan Shapiro wilk), uji homogenitas (Levene test), uji hipotesis menggunakan ANAVA dua arah, sedangkan uji lanjut dengan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf signifikansi 5% dengan bantuan SPSS 16.00 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh penyiraman air cucian beras dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman pacar air dan konsentrasi air cucian beras yang memberikan berat kering yang paling besar adalah konsentrasi 100%, (2) ada pengaruh penyiraman pupuk urea dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman pacar air dan konsentrasi pupuk urea yang memberikan berat kering yang paling besar adalah konsentrasi 5 ppm, dan (3) ada pengaruh interaksi antara penyiraman air cucian beras dan pupuk urea dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman pacar air dan interaksi terbaik yaitu penyiraman air cucian beras dengan konsentrasi 100% dan pupuk urea dengan konsentrasi 5 ppm dengan rata-rata berat kering 1,7 gram.Kata Kunci : Air cucian beras, Pupuk urea, Pertumbuhan, Tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.) The purpose of this research are (1) to determine the effect of rice water on the growth of Impatiens balsamina, (2) the effect urea fertilizers on the growth of Impatiens balsamina, and (3) the interaction between rice water and urea fertilizers with different concentrations on the growth of Impatiens balsamina. This research is an experimental study using a factorial study design with a 5 x 4 completely randomized design (CRD), which consists of 20 treatments and 3 replications. Population of this research are Impatiens balsamina And the sample are 60 Impatiens balsamina which taken with simple random technique. Independent variable is the rice water with a concentration of 0%, 25%, 50%, 75%, 100%, and the urea concentration of 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm and 15 ppm, while the dependent variable is the growth of Impatiens balsamina of the dry weight of the plant. Data analysis consist of normality test (Kolmogorov Smirnov and Shapiro Wilk), homogeneity (Levene test), test hypotheses using two-way ANOVA, while test continue with honest significant difference test (HSD) at 5% significance level by SPSS 16.00 for windows. The results showed that (1) There are influence of rice water with different concentrations on the growth Impatiens balsamina and rice water concentration that gives the greatest dry weight is 100% concentration, (2) There are influence of urea fertilizers with different concentrations on growth of Impatiens balsamina and urea fertilizers concentration that gives the greatest dry weight is the concentration of 5 ppm, and (3) there is an interaction effect between rice water and urea fertilizers with different concentrations on growth of Impatiens balsamina and the best interaction is rice water with a concentration of 100% and the urea concentration of 5 ppm with an average dry weight of 1.7 grams.keyword : Rice water, Urea fertilizer, Growth, Impatiens balsamina L.

Page 1 of 2 | Total Record : 19